WahanaNews-Kalbar | Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi global akan mencapai 4,4 persen pada tahun 2022 meski di tengah pandmei Covid-19 varian Omicron.
Selain Omicron, ada juga tekanan inflasi yang tinggi dan percepatan normalisasi kebijakan moneter di beberapa bank sentral.
Baca Juga:
Bank Indonesia Sebut Uang Pecahan Rp10 Ribu Tahun Emisi 2005 Tidak Berlaku Lagi
Pemulihan tersebut diperkirakan berlangsung lebih seimbang, sehingga tidak hanya bertumpu pada Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, tapi juga disertai dengan perbaikan ekonomi Eropa, Jepang, dan India.
"Perbaikan yang terus berlangsung dikonfirmasi oleh kinerja sejumlah indikator pada Desember 2021 antara lain Purchasing Managers' Index (PMI), keyakinan konsumen, dan penjualan ritel yang tetap kuat," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers RDG BI Bulan Januari 2022 Cakupan Tahunan di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan volume perdagangan dan harga komoditas dunia masih meningkat, sehingga menopang prospek ekspor negara berkembang.
Baca Juga:
BI Soroti Tren Deflasi, Imbau Warga Lebih Aktif Berbelanja
Namun, ketidakpastian pasar keuangan global masih berlanjut sejalan dengan percepatan kebijakan normalisasi Bank Sentral AS, The Fed sebagai respons tekanan inflasi di AS yang meningkat.
"Ini sejalan dengan gangguan rantai pasok dan kenaikan permintaan, serta tingginya penyebaran Covid-19 varian Omicron," tuturnya.
Dengan demikian, Perry berpendapat hal tersebut mengakibatkan terbatasnya aliran modal dan tekanan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Merespons perkembangan itu, BI akan terus memastikan stabilisasi rupiah, menjaga perekonomian, dan berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dalam penyesuaian imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia. [As]