WahanaNews-Kalbar | Berbicara sambil tidur alias ngelindur kerap dialami sebagian orang. Namanya juga dilakukan sambil tidur, tentu ucapannya gak karuan.
Lantas, apa sih penyebab ngelindur alias somniloquy?
Baca Juga:
Hindari Kebiasaan Tidur Setelah Makan, Ternyata Ini 4 Dampak Buruk bagi Kesehatan
Melindur bisa terjadi secara spontan ketika ada seseorang yang sedang tidur diajak bicara oleh orang lain. Terkadang jawabannya tidak nyambung atau terkesan aneh.
Saat melindur, ucapan yang bersangkutan kerap kali hanya sesuatu yang bersifat omong kosong, gumaman tidak masuk akal, ataupun ucapan rumit yang sulit dicerna. Demikian dikutip dari Huffington Post, Jumat (4/3/2022).
Melindur bisa dialami siapa saja, meskipun terkadang orang tua yang punya gangguan tidur berupa ngelindur ini mewariskannya kepada sang anak. Umumnya laki-laki lebih sering melindur ketimbang perempuan.
Baca Juga:
Hindari, Ini 4 Dampak Buruk Langsung Tidur Setelah Makan
Yang paling umum memicu gangguan tidur ini adalah kurang tidur, konsumsi alkohol dan penggunaan narkoba, demam, stres yang meningkat, kecemasan, dan depresi.
Melindur juga dilihat sebagai gejala dalam konteks gangguan tidur lainnya seperti teror di malam hari, arousals confusional (bangun dalam keadaan bingung), tidur sambil berjalan, sleep apnea, dan gangguan perilaku saat rapid eye movement (REM).
Berbicara sambil tidur biasanya terjadi di malam hari dan selama setiap tahap tidur. Di bagian awal malam, orang-orang cenderung berada dalam tahapan tidur lebih dalam (tahap 3/4).
Di tahapan ini otak pada dasarnya 'dimatikan', jika melindur terjadi di tahap ini maka umumnya yang dibicarakan lebih terdengar seperti gumaman atau omong kosong.
Semakin malam, tidur menjadi lebih tenang meskipun otak menjadi sangat aktif untuk memproses emosi dan kenangan. Di tahap tidur ini, jika seseorang berbicara sambil tidur, maka ucapannya cenderung lebih dimengerti dan bisa menjadi sebuah narasi.
Meskipun tidak berbahaya secara fisik, melindur bisa sangat memalukan bagi orang-orang yang mengalaminya. Hal ini juga dapat menjadi gangguan bagi orang-orang yang sedang berusaha tidur di dekatnya.
Bahkan ngelindurnya seseorang bisa menyebabkan insomnia pada orang lain yang tidur satu kamar.
Agar tidak mengganggu teman tidurnya, orang yang melindur sering kali menghindari tidur di sekitar orang lain. Alasan lainnya, orang yang ngelindur malu jika perkataannya yang diucapkannya saat tidur akan memalukan atau menimbulkan masalah.
Bagi kebanyakan orang, berbicara sambil tidur biasanya tidak berlangsung lama sehingga tidak memerlukan pengobatan apapun.
Namun jika melindur terjadi beberapa kali setiap pekan sehingga mengganggu teman tidur, maka sudah saatnya berkonsultasi dengan pakar masalah tidur.
Kadang dikhawatirkan pula melindur terjadi karena didasari oleh gangguan medis atau kejiwaan yang akhirnya bisa memperburuk masalah.
Jika bicara sambil tidur dimulai setelah seseorang berusia 25 tahun, biasanya hal itu datang bersama dengan masalah medis atau kejiwaan lainnya Dalam kasus yang parah, melindur dapat berhubungan dengan kejang di malam hari.
Bagaimana mengatasinya?
Upayakan pergi tidur dan bangun di waktu yang teratur. Selain itu, hindari alkohol dan tembakau pada malam hari, juga hindari kafein sejak sore hari. Upayakan pula Anda mendapatkan tidur yang nyenyak setiap malam, serta meminimalkan stres dan kecemasan. [Ss]