"Dulu saya miskin mas, ndak punya apa-apa. Bapak saya seorang penjudi loh," ucap Tigor.
Jangankan rumah, makan untuk sehari-hari saja susah.
Baca Juga:
Dampak Erupsi Gunung Lewotobi, Bandara Bali Batalkan 90 Penerbangan Dalam Sehari
Kehidupan serba susah itu dialami Tigor sejak TK hingga SMA.
Tigor masih ingat ketika dia dan bersama ibunya diusir keluar dari rumah yang ditempatinya di Kediri.
"Saya diusir, 'kamu keluar dari sini, itu rumah orang'. Duh iki, aku ndak punya uang. Itu aku SMA, bayangkan," ucap Tigor, meneteskan air mata.
Baca Juga:
Peduli Erupsi Lewotobi, PT DLU Kolaborasi dengan BHS Salurkan Bantuan dan Evakuasi Warga
Ibu kandung Tigor akhirnya mencari rumah kontrakan.
Ia mondar-mandir di tengah desa.
"Kalang kabut ibuku cari kontrakan, ditolak orang di situ, dibentak orang, ibuku jalan sambil nangis," ucap Tigor.