WahanaNews-Kalbar | Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, mengungkapkan kekagumannya terhadap salah satu agama yang berkembang pesat di Thailand.
Agama yang dimaksud dirinya adalah Sikh.
Baca Juga:
Kasus Korupsi LNG Pertamina, KPK Panggil Dahlan Iskan sebagai Saksi
Menurutnya, agama Sikh tidak memiliki tempat maupun ritual ibadah.
Fakta itu dia ketahui saat berkunjungan ke Negeri Gajah Putih dan berbincang dengan pemuka agama Sikh.
"Terus terang, saya tertarik dengan agama itu yang sangat berkembang pesat di Thailand, nama agamanya yaitu Sikh," kata Dahlan Iskan saat mengisi orasi ilmiah di UIN Walisongo Semarang, Rabu (6/4/2022).
Baca Juga:
KPK Panggil Eks Menteri BUMN Terkait Dugaan Korupsi LNG Pertamina
Berdasarkan penjelasan yang dia dapat, agama Sikh adalah suatau kepercayaan yang tidak memperbolehkan ritual dan membangun tempat ibadah, seperti penganut kepercayaan pada umumnya.
"Sang mahaguru itu bilang beribadahnya untuk senantiasa berbuat kebaikan dan menyebarluaskan pesan moral," tutur mantan Dirut PLN itu.
Ajaran agama Sikh, kata Dahlan, memiliki kebenaran jika dilihat secara global.
Dia mengatakan banyak penganut agama yang kini berlomba membangun tempat ibadah besar dan mewah sehingga memicu rasa iri dan dengki.
Perasaan tercela itu pun tidak hanya kentara di internal penganut agama itu sendiri, tetapi juga meluber ke penganut agama yang lain.
"Yang ada malah perlombaan membangun rumah ibadah. Agama itu hanya mengajarkan kebaikan. Lalu saya membaca literatur, semestinya agama memang seperti itu," ucapnya.
Di hadapan segenap sivitas akademika UIN Walisongo, Dahlan diundang untuk membantu kampus Islam itu lebih maju dan baik ke depannya.
Dahlan tak tanggung-tanggung bercerita tentang agama Sikh di UIN Walisongo.
Dia menyebut tantangan kampus berlabel agama beserta para aktivisnya harus menunjukkan kesesuaian dengan perkembangan keilmuan dan zaman.
"Bahwa harus menunjukkan agama cocok dengan ilmu modern dan ajaran kehidupan manusia, seperti Wali Sanga," ucapnya.
Bagi Dahlan, UIN Walisongo bisa menjawab tantang tersebut dengan berbagai strategi.
Menurutnya, dibanding kampus umum maupun swasta, perguruan tinggi Islam memiliki tanggung jawab lebih besar.
"Sebagai universitas Islam lebih banyak tantangannya," ujar tokoh pers nasional itu.
Dia tidak mengharapkan kampus Islam malah terombang ambing lantaran beban yang dipikulnya.
Dahlan menilai dan meyakini kampus Islam di Indonesia mampu meloncat dengan cara paling liberal.
"Bisa dengan cara mentransfer profesor hebat dari lembaga dan universitas lain agar pindah ke UIN Walisongo dengan gaji yang besar," papar penerima gelar doktor honoris causa (HC) bidang komunikasi dan penyiaran Islam dari UIN Walisongo itu. [Ss]