WahanaNews-Kalbar | GP Portugal benar-benar menjadi titik balik bagi Fabio Quartararo dan tim pabrikan Monster Energy Yamaha MotoGP.
Keduanya berhasil memenangi balapan dalam kondisi trek normal setelah gagal melakukannya di tiga.
Baca Juga:
Bagnaia Akan Susun Strategi Cerdas Demi Salip Quartararo
Sebelum GP Portugal, raihan terbaik Quartarao adalah peringkat kedua pada GP Indonesia yang berlangsung di trek basah Sirkuit Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Di Sirkuit Algarve, El Diablo benar-benar mampu mendominasi balapan sebelum merebut kemenangan pertamanya musim ini.
Sukses di GP Portugal membuat Quartararo berhak atas posisi puncak klasemen pembalap MotoGP.
Baca Juga:
Sempat Lenyap, Fabio Quartararo Klarifikasi soal Akun IG-nya
Tetapi, poin Quartararo di puncak, 69, mampu disamai Alex Rins (Suzuki Ecstar) yang tampil sangat stabil sepanjang lima balapan yang sudah berlangsung.
Di Portugal, Rins bahkan menggila dengan melibas 19 pembalap untuk finis P4.
Balapan keenam MotoGP 2022 dijadwalkan berlangsung pada akhir pekan ini (29/4 - 1/5/2022) di Sirkuit Jerez, Spanyol.
Quartararo kembali difavoritkan karena torehannya di sana dalam empat tahun terakhir (dua kali menang) serta selalu merebut pole di Jrez sejak 2019.
Keberhasilan Fabio Quartararo memenangi GP Portugal membuat namanya kembali menjadi sorotan terkait masa depannya di Yamaha.
Masalahnya, permintaan Quartararo dan manajernya, Eric Mahe, sepertinya bakal sulit dipenuhi Yamaha.
Quartararo, yang kontraknya akan habis pada akhir MotoGP 2022, meminta gaji dua digit alias 10 juta euro atau lebih per tahun untuk musim balap 2023.
Jumlah tersebut sulit dipenuhi pabrikan, tidak hanya Yamaha tetapi juga Ducati, Honda, dan Suzuki.
Semua tahu seperti apa dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 selama beberapa tahun yang berlanjut dengan krisis akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Ducati sendiri sepertinya “tidak memerlukan” Quartararo karena banyak memiliki opsi jika tim pabrikan mereka tidak akan memperpanjang Jack Miller.
Suzuki juga terlihat nyaman dengan duet Joan Mir, juara dunia MotoGP 2020, dan Alex Rins.
Di Honda, gaji Marc Marquez sudah fantastis dan rasanya mereka akan berpikr ratusan kali jika harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk gaji Quartararo.
Permintaan Fabio Quartararo untuk menjadi pembalap dengan gaji tertinggi kedua di MotoGP, setelah Marc Marquez di Repsol Honda, sepertinya disebabkan karena keinginan untuk mendongkrak statusnya sebagai salah satu pembalap elite di MotoGP.
Keinginan Quartararo bergabung ke Honda Racing Corcporation (HRC) juga disebabkan soal kemunginan Pol Espargaro tidak akan dipertahankan Repsol Honda pada musim depan.
Di sisi lain, Yamaha pun terpaksa melakukan melihat segala kemungkinan untuk mengantisipasi jika Fabio Quartararo benar-benar meninggalkan mereka pada akhir MotoGP 2021 nanti.
Seperti dikutip media Spanyol, As, Managing Director Yamaha Factory MotoGP, Lin Jarvis, sudah mulai mendekati Miguel Oliveira.
Pembalap asal Portugal itu kabarnya tidak mau memperbarui kontraknya dengan KTM.
Oliveira memang pantas kecewa karena tahun lalu pabrikan asal Austria tersebut sudah memperpanjang kontrak rekan setimnya di Red Bull KTM Factory Racing, Brad Binder, sampai 2024.
Dari situ, terlihat bila KTM hanya akan fokus mempertahankan pembalap asal Afrika Selatan tersebut. [Ss]