WahanaNews-Kalbar | Satuan Tugas Informasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat mengatakan saat ini terus mengoptimalkan pelaksanaan patroli baik darat maupun udara dalam mencegah dan menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalbar.
"Untuk optimalisasi pelaksanaan patroli darat kami melibatkan semua unsur instansi terkait termasuk TNI/Polri, masyarakat dan lainnya untuk mengawasi daerah yang berpotensi rawan terjadi karhutla. Untuk patroli udara dikendalikan Satgas Udara," kata Ketua Satgas Daniel di Pontianak, Selasa.
Baca Juga:
PUPR Kalsel Kerahkan 42 Personel Atasi Karhutla Dekat Bandara Syamsudin Noor
Ia mengatakan selain kegiatan patroli juga melakukan reaksi cepat melalui Tim Reaksi Cepat dan water boombing di lapangan. Selanjutnya mengaktifkan dan memobilisasi kelompok masyarakat dan Desa Tangguh Bencana dan memasang spanduk ajakan dan himbauan untuk tidak membakar hutan dan lahan dan penyebaran pamflet tentang bahaya bencana asap.
"Tidak kalah penting juga yakni menegakkan dan mengawal implementasi Perda Kalbar No. 1/2022 tentang Pembukaan lahan perladangan berbasis kearifan lokal.
Ia menyebutkan dari total luas lahan terbakar tersebut tiga kabupaten dengan areal lahan terbakar tertinggi yakni di Kabupaten Kubu Raya 1.481,24 hektare, Ketapang 1.453,90 hektare dan Sambas 1.155,67 hektare.
Baca Juga:
PLN Gerak Cepat Atasi Dampak Cuaca Ekstrem di Jambi: Pemulihan Aliran Listrik Diatasi Kurang dari 24 Jam
Sedangkan untuk tiga kabupaten atau kota yang terendah yakni di Kabupaten Sekadau 5,95 hektare, Kota Pontianak 14, 79 hektare dan Kabupaten Kapuas Hulu 47,38 hektare.
Dia mengatakan, bahwa tugas mensosialisasikan Perda No 1/2022 ini bukan hanya menjadi tugas BPBD atau instansi terkait saja, akan tetapi menjadi tugas bersama yakni tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh politik, perusahaan dan media massa. "Kita harus bersinergi agar Perda No. 1 / 2022 ini betul - betul diketahui oleh masyarakat sampai ke akar rumput," ucap dia.
Ia juga mengimbau kepada warga apabila ada kegiatan operasi pemadaman api akibat karhutla, masyarakat tidak mendekati helikopter pada saat pengambilan air di parit dan pada saat melakukan pemadaman tersebut.