WahanaNews-Kalbar | Peristiwa memilukan dialami oleh seorang bocah perempuan bernama Ghaida Sarasid ( 5,5) di Putussibau Utara, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Bocah yang baru saja pulang belanja bersama sang ayah, Ridwan, itu meninggal dunia karena terjerat tali layangan putus.
Baca Juga:
Nasabah Tikam Debt Collector di Sambas Gegara Pelaku Emosi Istrinya Diminta Korban
Korban yang sempat dilarikan ke rumah sakit RSUD dr Ahmad Diponegoro Putussibau itu akhirnya meninggal dunia akibat luka sayat di bagian leher akibat benang layangan putus.
Sementara ayahnya, Ridwan mengalami luka sayat di bagian tangan.
Kejadian memilukan ini terjadi di jalan kecamatan Putussibau Utara menuju ke Kedamin Putussibau Selatan pada Kamis 22 Juni 2023 pukul 17. 30 WIB.
Baca Juga:
Pria di Kalbar Aniaya Istri hingga Tewas Gara-gara Disebut Lebih Muda
"Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawan korban tak bisa tertolong (meninggal dunia)," ujar Kapolsek Putussibau Utara Iptu Jauhari seperti yang dikutip dari Tribunnews.com.
"Kondisi orang tua korban masih syok," lanjutnya.
Sementara itu menurut pengakuan Ridwan, saat kejadian, dirinya dan anaknya baru saja pulang berbelanja.
Saat itu dirinya mengendarai sepeda motor dan posisi Ghaida membonceng di bagian belakang.
Tiba-tiba saat melintas, ada seutas tali layangan yang putus mengenai tangannya.
Tali tersebut kemudian mengenai leher anaknya.
"Pada saat kejadian, saya bersama Ghaida, pulang belanja, pulang ke rumah di Kedamin, sebelum jembatan tol kapuas, saya terkena tali layangan," ujarnya.
"Saat itu anak saya lagi berdiri dan tali itu kena leher anak saya," lanjutnya.
Setelah melihat leher anaknya tersebut berdarah, ayah korban langsung membawa korban ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan medis namun takdir berbicara lain korban tak bisa terselamatkan hingga meninggal dunia.
Tali tersebut kemudian mengenai leher anaknya.
"Pada saat kejadian, saya bersama Ghaida, pulang belanja, pulang ke rumah di Kedamin, sebelum jembatan tol kapuas, saya terkena tali layangan," ujarnya.
"Saat itu anak saya lagi berdiri dan tali itu kena leher anak saya," lanjutnya.
Setelah melihat leher anaknya tersebut berdarah, ayah korban langsung membawa korban ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan medis namun takdir berbicara lain korban tak bisa terselamatkan hingga meninggal dunia.
“Waktu dibawa ke rumah sakit anak saya masih hidup, tapi saat di rumah sakit sudah meninggal,” ucapnya.
Kasus pilu yang dialami oleh Ghaida ini mendapatkan perhatian serius dari Pemkab Kapuas Hulu.
Pasca-kejadian, Wakil Bupati Kapuas Hulu, Wahyudi Hidayat, mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak main layangan, karena membahayakan keselamatan, baik orang lain maupun pemain layangan itu sendiri.
"Kemarin sore, gara-gara tali layangan seorang anak di Putussibau harus meninggalkan dunia, dan orang tua korban juga mengalami luka bagian tangan, akibat terkena sayatan tali layangan, pada saat mengendarai kendaraan di jalan," ujarnya kepada TribunPontianak.co.id, Jumat 23 Juni 2023.
Dalam hal tersebut tegas Wahyudi Hidayat, Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas Hulu pernah mengeluarkan larangan main layangan, karena sangat membahayakan keselamatan masyarakat itu sendiri.
"Kita sudah memerintahkan Satpol PP Kapuas Hulu, untuk melakukan razia setiap lokasi main layangan, dan diharapkan masyarakat yang suka main layangan untuk bisa mengerti serta memahami bahayanya bagi keselamatan masyarakat," ucapnya.
Wahyudi Hidayat juga sangat berharap, tidak ada lagi korban tali layangan di Kapuas Hulu, dan meminta semua pihak untuk sama-sama melarang masyarakat main layangan. "Ini semua demi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di Kapuas Hulu," ungkapnya.[ss]