Kalbar.WahanaNews.co, Pontianak - Pj Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, memastikan stok beras di Kalbar aman hingga tiga bulan ke depan. Saat ini, terdapat sebanyak 19.700 ton cadangan beras, sehingga tidak akan mengalami kekurangan saat menghadapi momen Puasa Ramadhan dan Idul Fitri.
"Teknologi kecerdasan buatan ini melengkapi sistem Management Operational by Traffic yang sudah ada saat ini. Cadangan beras pemerintah 7.500 ton masuk dari vietnam 9.200 ton, ada juga masuk dari DKI 3.000 ton, totalnya ada 19.700 ton," kata Harisson di Pontianak, Minggu (25/2/2024).
Baca Juga:
Perayaan Cap Go Meh di TITD Tulus Harapan Kita, Gorontalo Ramai
Harisson mengatakan, dengan ketersediaan beras di Kalbar, diharapkan tidak terjadi kenaikan selalu tinggi di daerah itu.
Dia menambahkan, Pemprov Kalbar juga dalam upaya pencegahan lonjakan harga bahan pokok, dirinya terus melakukan pemantauan di sejumlah pasar, seperti yang dilakukan di Pasar Kota Singkawang saat menghadiri kegiatan Cap Go Meh, dirinya juga menyempatkan untuk melakukan pengecekan harga sembako.
“Kalau untuk harga beras di Kota Singkawang memang mengalami kenaikan. Untuk itu, saya juga meminta kepada Bulog untuk memperbanyak suplai ke pasar dalam rangka mengendalikan harga beras premium, dimana, harganya mencapai Rp17.500, sampai per kilo," tuturnya.
Baca Juga:
Bupati Rohil Lepas Pawai Lampion Malam Cap Go Meh 2575/2024 di Klenteng Ing Hok King
Untuk mengantisipasi kenaikan harga menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, Harisson juga mengatakan pihaknya akan terus melakukan operasi pasar agar harga beras ini turun.
Ia juga menyebutkan, untuk harga kebutuhan pokok lainnya di pasar Ali Anyang Singkawang ini masih terkendali.
"Untuk daging ayam Rp32.000,- sudah mulai turun, namun untuk telur masih mengalami kenaikan, karena masih dalam masa Imlek dan Cap Go Meh," katanya.
Ia juga tidak memungkiri kenaikan harga beras di seluruh wilayah Indonesia saat ini. Namun terkait dengan ketersediaan orang nomor satu di Kalbar ini menjamin bahwa ketersediaan beras di Kalbar cukup untuk 3 bulan ke depan.
"Kalau beras naik secara nasional, di daerah lain juga, India Thailand dan Vietnam mengalami perubahan iklim, ini memperlambat masa tanam, malah bisa menyebabkan gagal panen apa bila cuaca ekstrem. Sehingga impor dari luar, namun negara-negara yang selama ini menjadi sumber impor beras kita menahan untuk mengirim ke tempat kita karena stoknya memang terbatas," kata Harisson.
[Redaktur: Patria Simorangkir]