WahanaNews-Kalbar | Dukung upaya peningkatan kualitas belajar-mengajar para Santri, PLN UP3 Sanggau berkolaborasi dengan Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN UID Kalbar Serahkan berbagai sarana pendidikan kepada Pondok Pesantren Baitu Anwaaril Qur'an, Kabupaten Sanggau, pada Kamis, tanggal 18 Mei 2023 lalu.
Bantuan yang diberikan berupa 1 unit Personal Computer (PC) dan printer untuk mempermudah layanan administrasi kepada para santri, serta 1 unit proyektor, screen proyektor, dan 40 buah Al-Qur'an terjemahan, yang diterima langsung oleh Ketua Yayasan Pondok Pesantren Baitu Anwaaril Qur'an, Ahmad Fauzan Al-Hafidz.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Penyerahan bantuan ini merupakan wujud kepedulian seluruh karyawan PLN terhadap lingkungan serta membudayakan sikap berbagi kepada sesama," ungkap General Manager PLN UID Kalbar, Mochamad Soffin Hadi, sesuai rilis PLN Kalbar.
Diakuinya, perbaikan kualitas pendidikan merupakan salah satu fokus utama PLN dalam upaya memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Menurutnya, jika kualitas pendidikannya baik maka kedepannya akan tumbuh generasi-generasi muda yang mampu melakukan perbaikan, baik disisi ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup dan agama.
"Kami berharap, bantuan yang kami berikan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Proses belajar mengajar di pondok pesantren menjadi lebih menyenangkan, dan para santri pun dapat belajar dengan mudah dan bersemangat," ujar Soffin.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Sementara itu, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Baitu Anwaaril Qur'an, Ahmad Fauzan Al-Hafidz, merasa bersyukur atas bantuan yang diberikan PLN. Diakuinya, selama ini para santri belajar dengan menggunakan fasilitas seadanya.
"Atas nama yayasan dan para santri, saya menghaturkan ucapan terimakasih kepada PLN atas perhatian dan bantuan yang telah diberikan. Semoga bermanfaat dan mendatangkan keberkahan bagi kita semua, wa bil khusus kepada seluruh karyawan PLN," tutur Ahmad.[ss]