WahanaNews-Kalbar| Tanggal 9 April 2022, TNI Angkatan Udara (AU) memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76. Dalam hari jadinya di tahun 2022, tema yang diangkat adalah “Dengan Dilandasi Swa Bhuwana Paksa TNI Angkatan Udara, Siap Menjaga Keamanan Wilayah Udara dan Mendukung Program Pemerintah dalam Pemulihan Ekonomi Nasional”.
Diusianya kini, TNI AU menjadi salah satu kekuataan yang cukup disegani. Pasalnya, berbagai alutsista canggih telah dimiliki angkatan yang memiliki semboyan Swa Bhuwana Paksa (Sayap Tanah Airku). Seperti pembelian 6 jet tempur multi-peran asal Prancis, Dassault Rafale dari total 42 pesawat yang akan dipesan.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
Melansir beragam sumber, TNI AU ada dengan dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada Tanggal 22 Agustus 1945, yang merupakan salah satu dari keputusan yang dihasilkan oleh PPKI. BKR bertugas menjaga terjaminnya keamanan dan ketertiban umum.
Saat itu, RI memperkuat Armada Udara yang masih kekurangan pesawat terbang dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Pada tanggal 5 Oktober 1945 berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) jawatan penerbangan di bawah Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
Pada tanggal 23 Januari 1946 TKR ditingkatkan lagi menjadi TRI, sebagai kelanjutan dari perkembangan tunas Angkatan Udara. Pada tanggal 9 April 1946, TRI jawatan penerbangan dihapuskan dan diganti menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia, yang kini diperingati sebagai hari lahirnya TNI AU yang diresmikan bersamaan dengan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Macan Asia di Era Bung Karno
TNI AU menjadi salah satu yang terkuat di era Soekarno. Bahkan Negara tetangga saat itu menyebut TNI AU sebagai macan Asia.
Amerika Serikat dan Blok Barat memantau perkembangan kekuatan TNI AU.
Seperti saat dipimpin oleh Kasau Kedua Marsekal Madya TNI Omar Dhani awal 1960-an.
Beberapa pesawat buatan Uni Soviet mulai berdatangan pada awal 1960-an termasuk MiG-15UTI dari Cekoslowakia, MiG-17F / PF, MiG-19S dan MiG-21F-13, ditambah dengan datangnya Ilyushin Il-28, Mil Mi-4, Mil Mi-6, Antonov An-12 dan Avia 14 juga dari Cekoslowakia.
Indonesia juga saat itu mendatangkan Lavochkin La-11. Beberapa Tupolev Tu-2 dari China juga dipesan dengan maksud untuk menggantikan B-25, namun pesawat ini tidak pernah mencapai status operasional.
Pesawat-pesawat ini dioperasikan secara bersamaan dengan sisa pesawat Amerika seperti North American B-25 Mitchell, Douglas A-26 Invader, Douglas C-47 Dakota, dan North American P-51 Mustang.
Selama periode inilah Angkatan Udara Indonesia menjadi Angkatan Udara pertama di Asia Tenggara yang memperoleh kemampuan pengeboman strategis dengan membeli Tupolev Tu-16 baru pada tahun 1961, sebelum akuisisi Ilyushin Il-28 oleh Angkatan Udara Rakyat Vietnam. Sekitar 25 Tu-16KS dikirim lengkap dengan peluru kendali udara ke permukaan AS-1. [Ss]