Kalbar.WahanaNews.co, Pontianak - Tragedi berdarah mengguncang Desa Sungai Besar, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, saat seorang ibu menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh anak kandungnya sendiri.
Kapolres Mempawah AKBP Dicky Anggriawan di Pontianak, Senin (4/3/2024), mengonfirmasi kejadian nahas tersebut yang terjadi pada Minggu (3/3/2025) sekitar pukul 17.30 WIB.
Baca Juga:
Pelarian Berakhir, Polisi Ringkus Pelaku Pembunuhan Artis 'Mak Lampir' Sandy Permana
"Korban berinisial WD (55) tewas setelah diserang menggunakan kapak oleh pelaku yang merupakan anak kandungnya sendiri berinisial AR (35)," ungkap Dicky Anggriawan.
Ia menjelaskan bahwa tim dari Polres Mempawah segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) setelah menerima laporan dari warga setempat.
"Saat tim kepolisian tiba di lokasi, korban sudah dalam kondisi tidak bernyawa dengan luka parah di bagian kepala," tuturnya.
Baca Juga:
Perempuan Warga Sorong Tewas Tanpa Busana, Pelaku Adalah Oknum Prajurit TNI AL
Dicky memaparkan bahwa pelaku yang merupakan anak kandung korban telah diamankan beserta barang bukti berupa kapak yang digunakan dalam aksi pembunuhan tersebut.
"Motif sementara yang kami dapatkan adalah pelaku merasa kesal karena sering dimarahi oleh ibunya," kata Dicky.
Ia menambahkan bahwa pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap detail kejadian dan kemungkinan adanya motif lain di balik pembunuhan tersebut.
"Kami akan terus mendalami kasus ini untuk memastikan tidak ada hal-hal lain yang terlewatkan," ujarnya.
Dicky menyatakan bahwa pelaku akan dikenakan pasal berlapis atas perbuatannya, termasuk pasal pembunuhan berencana dan penganiayaan yang mengakibatkan kematian.
"Pelaku terancam hukuman maksimal pidana mati atau penjara seumur hidup," tegasnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga keharmonisan dalam keluarga dan menyelesaikan perselisihan dengan cara yang baik tanpa menggunakan kekerasan.
"Kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih menghargai nyawa dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan," pungkasnya.
[Redaktur: Patria Simorangkir]