Setelah mendegradasi plastik PET berdasarkan monomer dasarnya, para peneliti mengubah salah satu monomer tersebut yakni asam tereftalat, menjadi vanilin melalui serangkaian reaksi kimia.
Vanillin yang dihasilkan ini, diyakini layak untuk dikonsumsi manusia kendati penelitian lebih lanjut masih diperlukan.
Baca Juga:
Hari Lingkungan Hidup, PLN Libatkan Pegawai Olah Sampah Plastik Wujudkan Sustainable Development Goals
Para ahli percaya bahwa bakteri pemakan plastik dapat membantu mengatasi setidaknya 14 juta ton plastik, yang dibuang ke lautan setiap tahun. Sebab, polusi plastik menyebabkan dampak pada ekosistem laut serta dapat memengaruhi kesehatan manusia.
Berdasarkan catatan International Union for Conservation of Nature (IUCN), begitu sampah plastik memasuki lautan, benda ini dapat mencekik dan menjerat hewan.
Di samping itu, mikroplastik juga dicerna oleh banyak spesies laut yang pada akhirnya akan dikonsumsi manusia. Jika dimakan, mikroplastik dapat melarutkan kontaminan beracun di permukaannya ke dalam tubuh organisme.
Baca Juga:
Hari Lingkungan Hidup, PLN Libatkan Pegawai Olah Sampah Plastik Wujudkan Sustainable Development Goals
Racun tersebut bisa menumpuk dan berpindah dari ikan yang hidup di laut, ke tubuh manusia yang mengonsumsinya. Sedangkan di darat, permasalahan plastik tak lepas dari dampaknya pada lingkungan.
Sebagian besar plastik berakhir di tempat pembuangan sampah atau dibakar, yang melepaskan asap beracun apabila dihirup manusia. [Ss/bay]