WahanaNews-Kalbar | Gibran Rakabuming Raka menerangkan terkait suntikan dana untuk bisnis es doger miliknya yang mencapai puluhan miliar rupiah.
Ia menerangkan suntikan dana sebesar Rp71 miliar itu berasal dari "Venture Capital" (VC). Menurut dia, tidak ada yang perlu dipermasalahkan dari suntikan dana tersebut. Terlebih, uang tersebut langsung masuk ke perusahaan bukan ke kantong pribadinya.
Baca Juga:
Dengan Pesawat Carter Malam Ini Gibran Berangkat ke Jakarta Bareng Zulhas
"Duite kan ra mlebu aku, duite kan mlebu perusahaan (Uangnya kan tidak masuk ke saya, masuk ke perusahaan).Opo (apa) yang salah? Ra ono enteke nek golek kesalahan (tidak ada habisnya kalau cari kesalahan)," ujarnya, di Solo, kemarin.
Gibran juga menilai, suntikan dana puluhan miliar rupiah tersebut merupakan hal biasa yang dilakukan dalam dunia usaha.
"Ya kayak gitu cara kerjanya, (Rp71 miliar) untuk pembukaan cabang. Biasa. Mangkokku (bisnisnya yang lain) bedo meneh, duite luwih gede meneh. Mengko do kaget kabeh (beda lagi, dananya lebih besar. Nanti kaget semua)," kata Gibran.
Baca Juga:
Posting Foto Anak Prabowo, Gibran Semprot Netizen: Jangan Gitu Cara Mainnya
Wali Kota Surakarta itu mempertanyakan mengapa suntikan itu baru dipertanyakan publk sekarang padahal sudah lama dilakukan.
"(Bisnis es doger) itu kan sudah lama. Kok baru gimana,"ujarnya.
Disinggung mengenai tudingan negatif beberapa pihak yang menghampirinya akhir-akhir ini, ia enggan banyak menanggapi, termasuk jika tudingan tersebut memiliki muatan politik.
"Kalau janggal, janggale opo? (Apa yang janggal?). Kalau golek-golek (mencari-cari) kesalahan nggo (untuk) alat politik yo raono enteke (tidak ada habisnya)," katanya.
Sebelumnya, Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun melaporkan kakak beradik Gibran dan Kaesang Pangarep ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (10/1).
Kedua putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu dituding melakukan tindak pidana korupsi dan atau tindak pidana pencucian uang berkaitan dengan dugaan korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) relasi bisnis anak Presiden dengan grup bisnis yang diduga terlibat pembakaran hutan. [As]