WahanaNews-Kalbar | Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan Indonesia berkomitmen mencapai target kawasan konservasi perairan laut yang seluas 32,5 juta hektare pada 2030.
Dalam pidatonya untuk One Ocean Summit pada Jumat (11/2/2022), Jokowi menyampaikan, Indonesia telah berhasil mencapai target seluas 28,1 juta hektare atau 86,5 persen hingga 2021 ini.
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
"Kami optimis komitmen kami di tahun 2030 bisa terpenuhi," kata Jokowi dalam pidatonya yang ditayangkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Selain itu, Jokowi mengatakan komitmen Indonesia untuk mengurangi 70 persen sampah plastik laut pada 2025.
Menurut dia, pemerintah terus melakukan berbagai upaya, mulai dari rencana aksi penanganan sampah plastik laut hingga pembangkit listrik berbahan baku sampah yang mengkonversi 1.000 ton sampah per hari menjadi 10 megawatt listrik.
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
Jokowi menyebut, pemerintah juga memberikan perhatiannya pada ekosistem mangrove. Pemerintah, kata dia, menargetkan rehabilitasi mangrove seluas 600 ribu hektare hingga 2024.
"Kami yakin semua upaya ini tidak hanya berdampak pada kelestarian lingkungan laut dan pembangunan berkelanjutan namun juga pada perubahan iklim," ujar dia.
Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan, pada penyelenggaraan COP26 tahun lalu bersama negara-negara archipelago and island state forum, Indonesia menyerukan pentingnya keterkaitan antara laut dan perubahan iklim.
Ia meyakini, dengan dukungan internasional, negara-negara kepulauan dan negara-negara pulau kecil bisa menjadi bagian dari solusi.
Presiden menilai, lingkungan laut yang sehat menjadi kunci keberlanjutan pembangunan Indonesia.
Ia mengatakan, pengelolaan lingkungan laut juga perlu ditempatkan pada dimensi pembangunan berkelanjutan dan menjadi bagian untuk mendukung pemulihan ekonomi dari dampak pandemi.
Ia menyebut, Indonesia telah mengambil langkah terobosan, antara lain kebijakan penangkapan ikan terukur dan berbasis kuota yang didukung sistem pengawasan terintegrasi berbasis teknologi serta pengembangan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.
Menurut dia, langkah ini diperlukan untuk pengentasan kemiskinan dan kelestarian komoditas bernilai ekonomi tinggi.
Sedangkan di tingkat global, lanjut dia, Indonesia juga terus mendukung pengarusutamaan isu kelautan.
"Presidensi G20 Indonesia akan mengangkat pentingnya ekonomi biru, karbon biru, dan penanganan sampah laut. Indonesia siap bermitra dengan semua pihak bagi terwujudnya ekosistem laut yang berkelanjutan," ujar dia. [Ss]