KALBAR.WAHANANEWS.CO, Pontianak - Kasus kenakalan remaja di Kota Pontianak semakin memprihatinkan. Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Adhe Hariadi, mengungkapkan bahwa pola kenakalan remaja saat ini telah berubah dan semakin berbahaya, ditandai dengan munculnya fenomena perang sarung, tawuran, serta balap liar yang berujung pada kematian. Banyak anak di bawah umur yang keluar hingga larut malam, sehingga memicu terjadinya peristiwa tersebut.
“Mungkin dari Pemerintah Kota Pontianak bisa mengeluarkan aturan jam malam bagi anak-anak,” ungkapnya saat memberikan sambutan pada acara Silaturahmi Kamtibmas dan Buka Puasa Bersama di Aula Mapolresta Pontianak, Sabtu (8/3/2025) yang dihadiri Forkopimda , FKUB, lurah dan camat se-Kota Pontianak, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi kepemudaan dan masyarakat.
Baca Juga:
Muhammadiyah Minta Polri Tertibkan Aksi Kenakalan Remaja Selama Bulan Suci Ramadhan
Menurutnya, pihak kepolisian mencatat sejumlah kasus kenakalan remaja sejak Agustus 2024 hingga sekarang. Bahkan, pada malam Pilkada lalu, terjadi kasus yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia di bawah jembatan.
"Semula kami menduga ada hubungannya dengan Pilkada, ternyata ini murni kenakalan remaja. Terjadi perkelahian antara grup timur dengan grup utara," jelas Kombes Pol Adhe.
Kapolresta menambahkan, remaja di Kota Pontianak telah membentuk kelompok-kelompok berdasarkan wilayah seperti grup timur, utara, barat, kota, dan selatan.
Baca Juga:
7 Cara Mencegah Maraknya Kenakalan Remaja Menurut Pakar, Yuk Simak!
"Sebenarnya sudah kami data semua. Polsek masing-masing sudah mendata, memfoto, bahkan membotaki mereka. Memang belakangan ini sudah berkurang, tapi masih ada aktivitas mereka," tuturnya.
Lebih mengkhawatirkan lagi, kata Kapolresta, dalam fenomena perang sarung, para remaja mengisi sarung dengan benda-benda berbahaya seperti batu dan gir yang dapat mengakibatkan luka serius.
"Bahkan sarung itu dimodifikasi dengan mengikatkan benda tajam di ujungnya," ujarnya.