WahanaNews-Kalbar | Pusat Studi Agraria Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor (PSA LPPM IPB) mencatat kontribusi sawit pada pendapatan keluarga di empat desa di Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalbar capai 68 persen.
"Angka tersebut berdasarkan studi analisis dan strategi pengembangan ekosistem kawasan lingkungan berbasis Indeks Desa Membangun (IDM)," kata Kepala PSA LPPM IPB, Dr. Bayu Eka Yulian S, MSi di Pontianak, Rabu.
Baca Juga:
Harga CPO Naik Signifikan, Dorong Pertumbuhan Ekspor Indonesia
Studi tersebut menggunakan pendekatan tekno-partisipatif, studi komparasi kasus desa di sekitar perkebunan sawit terhadap pendapatan rumah tangga di Kapuas Hulu dan hasilnya yakni 4 persen hingga 68 persen.
Ia menambahkan bahwa hasil studi sekunder menunjukkan IDM pada provinsi, kabupaten, dan desa-desa kasus di Kabupaten Kapuas Hulu, secara keseluruhan menunjukkan kecenderungan meningkat atau terjadi peningkatan status desa.
Adapun tempat kegiatan studi tersebut dilakukan di empat desa yang berada di sekitar perkebunan sawit PT. Kartika Prima Cipta/ KPC yakni Desa Mantan, Menapar, Tanjung Harapan, Semitau Hulu di Kabupaten Kapuas Hulu.
Baca Juga:
Kejagung Geledah Kantor KLHK Terkait Dugaan Korupsi Kelapa Sawit Senilai Ratusan Miliar
"IDM adalah indeks komposit yang dibentuk dari tiga jenis indeks, yakni Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE) dan Indeks Ketahanan Ekologi/Lingkungan (IKL)," katanya.
IDM dikembangkan berdasarkan konsepsi bahwa untuk menuju desa maju dan mandiri diperlukan kerangka kerja pembangunan berkelanjutan di mana aspek sosial, ekonomi, dan ekologi menjadi kekuatan yang saling mengisi dan menjaga potensi serta kemampuan desa untuk mensejahterakan kehidupan desa
Ia menjelaskan satu indikator keberhasilan perkebunan sawit dalam meningkatkan kemajuan pembangunan desa adalah perkembangan nilai kemajuan sosial, ekonomi dan lingkungan atau ekologi yang secara komposit ditunjukkan oleh IDM.
"Rataan IDM komunitas desa yang dipengaruhi perkebunan sawit pada tingkat nasional menunjukkan peningkatan dari 0.54 tahun 2016 menjadi 0.68 pada tahun 2021. Keberadaan perkebunan sawit berdampak pada terciptanya peluang usaha dan kelembagaan ekonomi dalam komunitas desa. Bentuk-bentuk modal sosial “bridging” atau horizontal social capital berupa aksi-aksi kolektif komunitas lintas suku (etnis) semakin berkembang di komunitas desa," jelas dia.
Hasil studi ditutup dengan analisis korelasi untuk melihat derajat kontribusi perusahaan, pemerintah dan masyarakat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis IDM.
Pada kasus di Kapuas Hulu, terdapat korelasi positif dan signifikan antara kontribusi perusahaan di Desa Mantan dengan peningkatan skor indeks kesejahteraan rumah tangga, meskipun korelasi terkategori lemah (r=0.337).
"Sementara tidak terdapat korelasi signifikan antara kontribusi perusahaan di ketiga desa lainnya yakni Menapar, Tanjung Harapan dan Semitau Hulu. Korelasi positif dengan peningkatan indeks kesejahteraan teridentifikasi dari kontribusi pemerintah di Desa Menapar meskipun terkategori lemah," papar dia.[ss]