WahanaNews-Kalbar | Dorong percepatan pemanfaatan sampah untuk pembuatan Co-firing sebagai bahan bakar pembangkit, PLN UID Kalbar berkerjasama dengan Komunitas Akademi Ide Kalimantan gelar workshop pengolahan sampah organik menjadi Pellet RDF, di Hotel Ibis Pontianak, pada Senin tanggal 5 Desember 2022.
"Kegiatan ini merupakan wujud komitmen PLN untuk turut peduli terhadap pelestarian lingkungan, khususnya dalam menangani masalah sampah sehingga dapat menjadi solusi bagi permasalahan ekonomi dan lingkungan di Kalimantan Barat," ungkap Mistoni, Senior Manager Keuangan, Komunikasi dan Umum PLN UID Kalbar.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Menurutnya, pelatihan yang dilaksanakan lewat program TJSL PLN Peduli ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam memberdayakan sampah sehingga dapat bernilai ekonomis, salah satunya mengubah sampah menjadi bahan bakar pembangkit listrik.
"Mudah-mudahan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi peserta, bagi masyarakat Kota Pontianak, dan bagi Kalimantan Barat," pungkas Mistoni.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak, Syarif Usmulyono, mewakili Pemerintah Kota Pontianak mengapresiasi kepedulian PLN dalam meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengelola sampah lewat kegiatan workshop.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Diakuinya, setiap Warga di Kota Pontianak ini menghasilkan sekitar 0,6 kilo per orang per hari, sementara Kota Pontianak menghasilkan sekitar 403 ton sampah per hari. Dari sampah-sampah yang dihasilkan, hanya 74% yang dapat terangkut ke TPA. Namun saat ini baru 14% dari total sampah yang bisa diolah. Itu belum termasuk sampah liar yang berada di selokan, di pinggiran jalan, dan lain-lain.
"Permasalahan sampah menjadi PR kita bersama. Kita terus berusaha mencari solusinya. Kegiatan workshop hari ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif solusi terhadap permasalahan-permasalahan sampah di Kota Pontianak," ujar Usmulyono.
Diakuinya, beberapa upaya telah dilakukan, salah satunya dengan mengolah sampah manjadi pupuk organik, pirolisis mengubah sampah menjadi bahan bakar, bio degister mengubah sampah menjadi gas yang dapat dimanfaatkan oleh warga.