WahanaNews-Kalbar | Manfaatkan momen HUT ke 77 Kemerdekaan RI kemarin, General Manager PLN Kalbar, Ari Dartomo, melakukan peluncuran Sistem Penanganan Gangguan dan Keluhan Pelanggan secara terpusat 'Command Center ' di Kantor PLN Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D) Kalbar, Jalan Ismail Marzuki no.15 Pontianak, pada Rabu , (17/8/2022) lalu.
Menurut General Manager PLN Kalbar, Ari Dartomo, 'Command Center', merupakan suatu rangkaian program strategis outage management PLN UIW Kalbar yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan penanganan gangguan kelistrikan dengan berfokus pada peningkatan 'response time' dan 'recovery time'.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Program Command Center ini mengintegrasikan informasi dan komunikasi sistem kelistrikan di wilayah kerja PLN Unit Induk Wilayah Kalimantan Barat. Melalui program ini seluruh laporan atau aduan pelanggan terkait layanan kelistrikan dapat termonitor secara langsung lewat sistem aplikasi terpusat," ungkap Ari.
Diakuinya, dengan adanya program Command Center ini pihaknya akan lebih cepat dalam merespon dan menanggulangi gangguan yang dilaporkan oleh pelanggan.
Salah satu nilai lebih dari implementasi Command Center ini adalah Borderless Service, artinya, Petugas Layanan Teknik yang menangani gangguan kelistrikan dapat dikerjakan oleh petugas lintas batas berdasarkan jarak terdekat dari sumber gangguan ataupun titik lokasi laporan yang disampaikan oleh pelanggan.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Jadi kalau ada laporan gangguan listrik di salah satu unit layanan kami, tidak harus menunggu kedatangan petugas dari unit yang bersangkutan, tapi dapat langsung ditangani oleh petugas unit lainnya yang kebetulan posisinya lebih dekat dari pusat gangguan. Jadi penanganan gangguannya dapat lebih cepat direspon dan ditangani," tutur Ari.
Lebih lanjut, Ia berharap partisipasi serta dukungan masyarakat dalam menjaga keandalan pasokan listrik minimal dengan mengikhlaskan pohon atau tanam tumbuh yang dimiliki untuk ditebang oleh petugas serta tidak bermain layang-layang terutama dengan menggunakan tali kawat disekitar jaringan listrik, agar keandalan pasokan listrik tetap terjaga.
"Listrik ini milik kita bersama karena kita juga yang menikmatinya. Sekeras apapun upaya yang kami lakukan untuk menjaga keandalannya tentu tidak akan berarti apa-apa tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat," pungkas Ari.[ss]