Saat banjir cepat surut, ikan pada dasarnya terperangkap di jalan-jalan kota.
Teori lain yang disajikan tampaknya lebih kuat lagi. Hujan ikan adalah hasil dari jenis tornado yang disebut ''waterspouts."
Baca Juga:
Ketua DPRD Sulbar dan Kadis PUPR Tinjau Tanah Bergerak di Mamuju Tengah
Waterspouts terbentuk dengan perubahan cepat dan besar dalam tekanan atmosfer di atas permukaan air.
Udara mulai bersirkulasi, membentuk puting beliung yang memiliki kekuatan yang cukup untuk menarik hewan-hewan yang ada di dekat permukaan ke udara.
Lalu, ketika tornado ini berkembang ke daratan, ia mulai kehilangan sebagian kekuatannya, mengakibatkan ikan jatuh dari langit.
Baca Juga:
La Nina Berpotensi Muncul di Indonesia, BMKG Ingatkan Waspada Dampak Buruknya
Satu penjelasan lagi yang mungkin mendukung apa yang dihipotesiskan oleh tim ilmuwan National Geographic pada 1970-an.
Dari sudut pandang mereka, ikan tersebut sebenarnya hidup di akuifer bawah permukaan kota Yoro dan mereka membanjiri jalan setelah periode hujan lebat.
Namun, semua teori ilmiah tidak menghentikan orang-orang Yoro untuk mengorganisir parade yang pertama kali dimulai pada 1998.