Kalbar.WahanaNews.co, Pontianak - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menilai bahwa Provinsi Kalimantan Barat memiliki potensi besar dalam industri CPO dan kelapa sawit nasional, sehingga dipilih sebagai tuan rumah kegiatan Literasi Bursa CPO Indonesia ke-4.
"Dari data dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan bahwa saat ini terdapat lahan seluas 3,4 juta hektar kebun kelapa sawit yang telah memiliki Izin Usaha Perkebunan (IUP)," kata Plt Kepala Bappeti Kasan usai membuka kegiatan Literasi Bursa CPO Indonesia ke-4 di Pontianak, Kamis (4/7/2024).
Baca Juga:
Kriteria Sosok Capres di Mata 20 Juta Petani-Bos Sawit
Badan Pusat Statistik juga menyebutkan bahwa Provinsi Kalimantan Barat menempati posisi kedua sebagai provinsi dengan luas kebun sawit terbesar di Indonesia, dengan luas lahan mencapai 14,9 juta hektar pada tahun 2022.
Kasan mengatakan, dalam rangka mencapai visi Indonesia Emas 2045, pemerintah berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan salah satu dari lima kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
Salah satu langkah penting menuju tujuan tersebut adalah dengan meningkatkan sektor perdagangan secara berkelanjutan agar dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian.
Baca Juga:
ICDX Gelar Transaksi Perdana CPO Bersertifikat ISPO
Meskipun pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2024 diperkirakan akan stagnan akibat pengetatan kebijakan moneter dan ketegangan geopolitik, Indonesia berhasil mencatatkan surplus neraca perdagangan selama 49 bulan berturut-turut.
"Pada Mei 2024, surplus perdagangan tercatat sebesar USD 2,93 miliar, meningkat 7,7 persen dibandingkan dengan April 2024 yang sebesar USD2,72 miliar. Keberhasilan ini merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT," tuturnya.
Ekspor non-migas, khususnya dari sektor pertanian dan perkebunan, menjadi salah satu penopang utama surplus neraca perdagangan. Pada Mei 2024, ekspor non-migas mencapai USD4,26 miliar, di mana komoditas kelapa sawit (CPO) memainkan peran penting.