Dalam kondisi seperti itu, Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto menilai restrukturisasi utang sangat penting bagi Garuda.
Lantaran tidak mudah untuk menyelesaikan utang Rp70 triliun sambil menghadapi gugatan di dalam dan luar negeri.
Baca Juga:
Tingkatkan Kapasitas Kader, PDI Perjuangan Jabar Gelar Pelatihan MC dan Protokol
"Dalam situasi ini dibutuhkan fleksibilitas waktu. Kalau restrukturisasi utang bisa berjalan, kemudian ada bantuan dari pemerintah, itu bisa membantu cashflow untuk terbang kembali," ujar Toto, Minggu (24/10).
Menurut Toto, prospek bisnis Garuda sebenarnya masih bagus. Karena pembatasan kegiatan masyarakat sudah berkurang dan nanti akan ada musim haji.
"Saat ini situasi mobilitas orang Indonesia membaik. PPKM diturunkan, kecenderungan mobilitas meningkat, pengguna angkutan udara meningkat. Revenue bisa diperbaiki," ucap Toto.
Baca Juga:
Iga Swiatek Ukir Sejarah, Menang Double Bagel di Final Wimbledon
"Angkutan penerbangan haji dan penerbangan internasional lainnya bila terus berjalan secara perlahan, bisa memperbaiki," lanjutnya.
Selain 2 gugatan PKPU di dalam negeri, Garuda juga menghadapi gugatan kerja sama sewa pesawat di Pengadilan arbitrase internasional di London.
Gugatan itu diajukan oleh 2 lesson, yaitu Helice Leasing S.A.S dan Atterisage S.A.S.