WahanaNews-Kalbar | Guru mengaji berinisial AZ (18) di Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar) ditangkap karena mencabuli enam orang anak santrinya. Aksi bejat itu membuat korban trauma dan tak mau lagi diajar oleh pelaku.
"Jumlah korban 6 orang anak laki-laki, dimana dua di antaranya saat ini sedang dalam proses penanganan langsung Satreskrim Unit PPA Polres Kubu Raya," ucap Kapolres Kubu Raya AKBP Arief Hidayat dilansir dari detikcom, Sabtu (21/1/2023).
Baca Juga:
Keterangan Berbeda, Polda NTT Sebut Korban Pencabulan Kapolres Ngada Hanya 1 Orang
Arief menjelaskan peristiwa itu terjadi di lembaga pendidikan yang berada di Kecamatan Sungai Kakap, Kubu Raya. Pelaku melancarkan aksi bejatnya sejak November 2022 hingga Januari 2023.
"Kejadiannya berlangsung sekitar dua bulan, dan terjadi di lingkungan belajar korban," terang Arief.
Pelaku merayu korban untuk melancarkan aksinya. Ada juga yang diancam, hingga korban tak berani menolak perbuatan bejat pelaku.
Baca Juga:
Siswi SMA Jadi Korban Pencabulan Sopir Taksi Online di Lampung, Korban Dijanjikan Uang Rp1 Juta
"Modusnya diancam, ada juga yang dibujuk rayu sama pelaku," jelas Arief.
Aksi pelaku terungkap saat orang tua korban hendak mengantarkan anaknya usai libur pembelajaran. Namun kedua korban mengaku sudah tak mau kembali ke tempat tersebut.
"Awalnya korban mengaku dikasari oleh pelaku, saat itu belum berani mengaku kalau dicabuli," ungkapnya.
Mendengar hal itu, orang tua korban yang tak terima langsung melaporkan apa yang dialami anaknya ke kantor polisi. Polisi yang menerima laporan langsung mengamankan pelaku pada saat itu juga.
"Ternyata setelah kami lakukan pemeriksaan terhadap korban dan pelaku, bukan penganiayaan, melainkan tindakan cabul dimana dua anak disodomi pelaku," paparnya.
Dari situ polisi kemudian mengembangkan kasus tersebut, dan mendapatkan informasi bahwa ada 4 korban lainnya.
"keenam korban seluruhnya berumur di bawah 16 tahun," ujarnya.
Saat ini polisi masih terus melakukan penyelidikan terkait pencabulan yang dilakukan AZ. Sebab polisi menduga masih terdapat korban lainnya.
"Proses penyelidikan masih berlangsung, karena tidak menutupi kemungkinan masih ada korban lain yang belum berani melapor," pungkasnya.[ss]