"Saya akan berbaring di atas dipan saya dan melihat ke langit, berpura-pura berada di
luar angkasa," kata Ansari dikutip dari laman resmi The Horatio Alger Association.
Bersekolah di sekolah Katolik Prancis. Ansari mampu mengusai berbagai bahasa, mulai dari Prancis, Inggris, Persia, hingga Arab.
Kemiskinan mulai terjadi saat konflik Iran-Irak pecah. Kala itu pemadaman listrik, kekurangan makanan menjadi hal yang kerap terjadi bagi keluarga besar itu. Terlebih kodrat terlahir sebagai wanita menjadikan dirinya terkucilkan.
Baca Juga:
Astronot Ungkap Jenis-jenis Aroma yang Terendus di Luar Angkasa
"Saya bertanya-tanya bagaimana itu mungkin. Iran yang baru tidak mentolerir mimpi seperti itu dari seorang wanita. Saya menyadari bahwa saya menghadapi kehidupan di balik tembok," cerita Ansari.
Namun sikap pesimitis itu memudar seiring neneknya yang terus menyemangatinya. Hingga di umurnya 17 tahun, si ayah kembali memproses imigrasinya ke AS dan lolos. Keluarga Ansari akhirnya pindah ke Amerika. [As]