Kalbar.WahanaNews.co, Pontianak - Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mendukung dan memfasilitasi pembinaan lembaga keagamaan untuk meningkatkan pemahaman kehidupan beragama dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.
"Pembinaan ini bertujuan agar lembaga keagamaan dan kepengurusannya memahami akan fungsi dan tugasnya sebagai pembina umat," ujar Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian, di Pontianak, Jumat (11/10/2024).
Baca Juga:
Kubu Raya Raih Opini WTP dari BPK Kalbar untuk Kesepuluh Kali Berturut-turut
Ia menilai lembaga keagamaan berperan penting dalam pembangunan kota dan pemeliharaan kerukunan antarumat beragama.
"Dengan pemahaman agama yang baik maka akan tumbuh rasa saling hormat menghormati dan saling toleransi di antara umat beragama. Pembangunan di Kota Pontianak memerlukan partisipasi semua pihak, termasuk ustadz dan ustadzah serta seluruh elemen masyarakat," kata dia.
Ia berharap dengan adanya pembinaan ini dapat meningkatkan pemahaman antarumat beragama yang akan berfungsi dengan baik terhadap pembinaan jamaah maupun masyarakat di sekeliling agama yang dianut.
Baca Juga:
Pj Gubernur Sulbar Ajak Bupati Jaga Kerukunan Beragama di Enam Kabupaten
"Mudah-mudahan tidak akan terjadi gesekan-gesekan, pertikaian, dan permusuhan sehingga akan tercipta suasana yang damai, aman, dan sejahtera yang menjadi modal dasar dalam pembangunan di Kota Pontianak," ujarnya.
Ia menekankan beberapa hal penting terkait pembinaan lembaga keagamaan. Pertama, perlunya penguatan dialog antarpemeluk agama untuk meningkatkan pemahaman dan toleransi. Kedua, peningkatan kapasitas lembaga keagamaan melalui pelatihan dan dukungan untuk meningkatkan kemampuan lembaga keagamaan dalam melayani umatnya.
“Kemudian dengan mengintegrasikan lembaga keagamaan dalam program-program pembangunan kota untuk menciptakan sinergi yang positif,” ucapnya.
Ia juga menyoroti fenomena politisasi acara keagamaan menjelang Pilkada 2024, di mana lembaga keagamaan yang ada di Kota Pontianak ini perlu memberikan pencerahan kepada umatnya agar tidak terjebak dalam kepentingan politik.
"Melihat banyak sekali mengenai acara keagamaan menjadi acara politik, kita perlu memberikan pencerahan kepada umat jangan sampai kegiatan keagamaan ada indikasi kegiatan politik di dalamnya," kata dia.
[Redaktur: Patria Simorangkir]