WahanaNews-Kalbar | PT PLN (Persero) mengklaim kondisi sistem kelistrikan selama masa libur Lebaran 2022 dalam kondisi aman. Hal itu seiring dengan upaya perseroan mengawal keandalan pasokan listrik di seluruh wilayah Indonesia.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, untuk memastikan keandalan listrik terus berlangsung selama arus mudik hingga arus balik, perusahaan menyiagakan 50.268 personel. Termasuk pula dengan jajaran direksi PLN yang ikut mengawal dengan meninjau langsung ke lapangan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Saya mendapat laporan selama mudik Lebaran ini, kondisi listrik aman. Tetapi Lebaran belum usai, jadi kami dari PLN menyattakan siaga hingga H+14. Dalam menghadapi arus balik nanti, kami juga selalu mengecek kesiapan kami," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (4/5/2022).
Menurutnya, pengecekan terhadap kondisi terkini sistem kelistrikan di seluruh Indonesia terus dilakukan untuk memastikan listrik tetap menyala. Pada kondisi kelistrikan di regional Jawa, Madura, dan Bali memiliki daya mampu mencapai 31.702 megawatt (MW) dengan beban puncak sebesar 18.518 MW.
Lalu pada kondisi kelistrikan di Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara tercatat memiliki daya mampu mencapai 4.724 MW dengan beban puncak sebesar 3.060 MW. Kemudian untuk kondisi kelistrikan Sumatera tercatat memiliki daya mampu mencapai 7.182 MW dengan beban puncak sebesar 5.333 MW.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Sementara untuk Kalimantan kondisi kelistrikannya tercatat memiliki daya mampu mencapai 2.464 MW dengan beban puncak sebesar 1.440 MW.
PLN juga memastikan ketersediaan batu bara, gas, dan bahan bakar minyak dalam kondisi cukup untuk memenuhi kebutuhan selama masa siaga Idul Fitri. Hal itu tercermin dari hari operasi (HOP) untuk energi primer, khususnya batu bara berada di atas 15 hari.
"Kondisi pasokan energi primer baik batu bara, gas, maupun BBM dalam kondisi aman. Maka baik kapasitas yang terpasang dibandingkan beban puncak, ditambah keamanan energi primer, sehingga saya menyatakan kondisi sistem kelistrikan di Indonesia dalam kondisi aman," papar Darmawan.