Kalbar.WahanaNews.co, Pontianak - Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mengambil langkah progresif dengan melatih 30 Tenaga Kerja Sosial (TKS) dalam bahasa isyarat. Langkah ini bertujuan untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat, terutama mereka yang memiliki disabilitas.
“Dengan adanya pelatihan ini kita harapkan semua pekerja sosial bisa menjembatani komunikasi dengan komunitas tuna rungu atau tuna wicara dalam melaksanakan program-program dinas sosial,” ujar Sekretaris Dinas Sosial Kota Pontianak Dadang Fitrajaya di Pontianak, Selasa (5/3/2024).
Baca Juga:
Jika Tuntutan Demo Tak Dikabulkan, Ojol Bakal Gelar Aksi Lanjutan
Ia menjelaskan pelatihan yang digelar mulai 5 - 8 Maret 2024 ini merupakan kerja sama Dinas Sosial Kota Pontianak dengan Pusat Bahasa Isyarat Indonesia di Kalbar.
"Kita tingkatkan kapasitas tenaga pekerja sosial yang ada di Dinas Sosial Kota Pontianak, di mana agar maksimal memberikan pelayanan-pelayanan bagi disabilitas terutama tuna wicara dan tuna rungu. Selama ini para tenaga pekerja sosial memang mengalami kesulitan berkomunikasi pada mereka,"jelas dia.
Ia menambahkan bahwa sasaran peserta pelatihan tenaga pekerja sosial yang terjun di lapangan. Menurutnya, pelatihan bahasa isyarat ini sangat penting diberikan kepada pekerja sosial yang berhadapan langsung dengan penyandang disabilitas terutama tuna rungu dan tuna wicara. Di samping menjembatani komunikasi dalam memberikan pelayanan publik bagi penyandang disabilitas, juga sebagai wadah untuk menekuni profesi interpreter bahasa isyarat.
Baca Juga:
Pemda Paluta Dapatkan Penghargaan Pelayanan Kesehatan dari LAFKI
“Kalau bahasa isyarat ini ditekuni dan digeluti, tidak menutup kemungkinan menjadi profesi karena memang semua segmen membutuhkan profesi penerjemah bahasa isyarat,” ungkap Dadang.
Meski pelatihan dilaksanakan selama empat hari, ia berharap para peserta sudah mendapat bekal dasar-dasar pengetahuan bahasa isyarat. Ke depan pihaknya akan menggelar lagi pelatihan serupa untuk meningkatkan kompetensi bagi pekerja sosial.
“Dengan harapan para pekerja sosial ini mempunyai keahlian dalam berkomunikasi dengan penyandang disabilitas khususnya tuna wicara dan tuna rungu,” imbuhnya.