WahanaNews-Kalbar | Presidensi G20 Indonesia yang puncaknya berlangsung di Bali yakni KTT G20 pada 15-16 November 2022, akan membawa krisis lingkungan dan energi hijau sebagai isu utama.
PT PLN (Persero) berharap dapat berperan untuk memanfaatkan salah satu isu G20 yakni transisi energi menuju energi hijau yang ramah lingkungan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Untuk menyukseskan KTT G20 itu, PT PLN (Persero) membangun 60 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) "Ultra Fast Charging" untuk mendukung sekitar 656 unit kendaraan listrik yang akan mengaspal di jalanan Bali dari para delegasi KTT G20 itu.
Saat menerima kunjungan kerja Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara, Setya Utama, di lokasi pembangunan SPKLU di area milik ITDC Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali (10/3), Direktur Regional Jawa Madura dan Bali, Haryanto WS, mengatakan PLN saat ini sedang membangun 21 Unit SPKLU Fast Charging di Bali yang saat ini telah mencapai 31,67 persen dan ditargetkan rampung pada Agustus 2022.
Namun untuk mengantisipasi kebutuhan dan menghindari masa tunggu kendaraan saat pengisian ulang daya, PLN akan menambah jumlah unit SPKLU serta home charging.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
SPKLU Ultra Fast Charging ini akan ditempatkan di beberapa shelter antara lain 28 unit di area parkir Hotel Apurva Kempinski, 18 unit di area parkir ITDC dan 14 unit di area parkir Hutan/Tahura Mangrove.
Presiden Joko Widodo sudah meresmikan SPKLU Ultra Fast Charging di Nusa Dua, Badung, Bali, pada Jumat, 25 Februari.
"Presidensi G20 adalah kesempatan yang sangat baik bagi kita untuk menunjukkan berbagai komitmen terhadap pengurangan emisi CO2 melalui penggunaan mobil listrik selama KTT G20," kata Presiden Jokowi kala itu.