Harga panen kopi yang murah membuat banyak petani di Dusun Kamojang, Desa Laksana, Ibun, enggan merawat kebunnya.
Imbasnya, pohon kopi tidak produktif.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Kebun kopi ditumbuhi alang-alang.
“Sebagian petani kembali menanam sayuran. Hal ini kurang baik bagi lingkungan karena tidak optimal dalam menahan air. Tetapi, kalau bertahan menanam kopi tanpa pengolahan, petani akan merugi,” ujarnya.
Melalui Kelompok Tani Gunung Kamojang, Sudarman dan sejumlah petani lainnya diberi berbagai pelatihan, mulai dari cara menanam kopi hingga proses pascapanen.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Mereka juga mendapatkan bantuan beberapa alat pengolahan kopi, seperti mesin pengupas kulit basah atau pulper, pengupas kulit kering atau huler, grinder, dan mesin sangrai.
Berbekal pelatihan dan peralatan itu, petani semakin terampil mengolah kopi.
Mereka tak lagi menjual hasil panen berbentuk buah ceri.