Kalbar.WahanaNews.co, Singkawang - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Singkawang, Kalimantan Barat, merilis jumlah warga yang telah mengurus pindah memilih hingga 11 Oktober 2024 untuk penyelenggaraan pemilihan kepala daerah 2024.
"Sampai hari ini ada 15 pemilih telah mengurus pindah memilih kategori masuk, dan empat pemilih pindah memilih keluar untuk hari pencoblosan nanti," kata Komisioner Divisi Perencanaan, Data dan Informasi KPU Kota Singkawang, Umar Faruq di Singkawang, Rabu (16/10/2024).
Baca Juga:
KPU Singkawang Gelar Simulasi Pemungutan Suara Pilkada 2024 di SMK Negeri 1
Umar menjelaskan pengurusan pindah memilih tersebut terjadi di 11 TPS untuk pindah memilih masuk, dan empat TPS untuk pindah memilih keluar.
"Pindah memilih masuk di 11 TPS ini berada di empat kecamatan, dan pindah memilih keluar di empat TPS ini berada di dua kecamatan," ujar Umar.
Ia menuturkan pemilih dapat mengajukan pindah memilih asalkan memenuhi syarat dan sesuai dengan alasannya untuk pindah memilih.
Baca Juga:
KPPAD Kalbar Kawal Kasus Asusila Anak yang Melibatkan Anggota DPRD Singkawang
"Pemilih pindahan itu adalah pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap di salah satu TPS yang karena keadaan tertentu pemilih tidak dapat menggunakan haknya untuk memilih di TPS tempat yang bersangkutan terdaftar sehingga memberikan suara di TPS lain. Keadaan tertentu atau alasan pindah memilih ini setidaknya ada 9 alasan," katanya menjelaskan.
Untuk persyaratannya mengurus pindah memilih membawa dokumen KTP elektronik, kartu keluarga, biodata penduduk, atau Identitas Kependudukan Digital (IKD) serta dokumen pendukung alasan pindah memilih ke sekretariat atau Posko Pindah Memilih di PPS, PPK atau KPU Kabupaten/Kota setempat.
"Jika sudah terdaftar dalam DPT, petugas akan mendaftarkan nama pemilih bersangkutan ke dalam daftar pemilih pindahan," kata Umar.
Ia menambahkan, keadaan tertentu tersebut antara lain sedang bertugas di tempat lain, menjalani rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan dan keluarga yang mendampingi, penyandang disabilitas yang menjalani perawatan di panti sosial/panti rehabilitasi, menjalani rehabilitasi narkoba, menjadi tahanan di rumah tahahanan atau lembaga pemasyarakatan atau terpidana yang sedang menjalani hukuman penjara atau kurungan, tugas belajar/menempuh pendidikan, pindah domisili, tertimpa bencana, dan/atau bekerja di luar domisili.
Umar mengatakan layanan pindah memilih paling lambat 30 hari sebelum hari pemungutan suara untuk sembilan keadaan tertentu. Dan paling lambat tujuh hari sebelum hari pemungutan suara untuk empat keadaan tertentu.
"Paling lambat H-30 sebelum hari pemungut suara sebagaimana 9 keadaan tertentu yang sudah disebutkan ya. H-30 ini pada 28 Oktober 2024. Sedangkan H-7 atau paling lambat 20 November 2024 yakni bertugas di tempat lain, menjalani rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan dan keluarga yang mendampingi, menjadi tahanan di rumah tahahanan atau lembaga pemasyarakatan atau terpidana yang sedang menjalani hukuman penjara atau kurungan, dan/atau tertimpa bencana," kata Umar.
[Redaktur: Patria Simorangkir]