Dalam perjalanan, korban diminta pelaku menutup mata dengan alasan agar tidak mengetahui tempat yang dituju.
"Karena korban ini 'orang baru', pelaku mensyaratkan korban harus mau ditutup matanya dan diikat tangannya,” kata Siswo.
Baca Juga:
Jokowi Apresiasi Pelayanan Kesehatan di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak
“Untuk meyakinkan korban, salah satu pelaku yang ikut dalam rombongan berpura-pura mau diikat tangannya dan ditutup matanya," jelasnya lagi.
Ternyata iming-iming uang palsu itu hanya dalih saja agar korban bersedia menuruti ajakan pelaku untuk pergi ke tempat yang tidak jelas di mana dan bahkan bersedia ditutup matanya dan diikat tangannya.
Kondisi tersebut memudahkan pelaku untuk menghabisi korban dengan cara dicekik dan dibekap hingga kehabisan napas.
Baca Juga:
Jokowi Tinjau Pelayanan dan Fasilitas Kesehatan di RSUD Sekadau
"Tidak jauh dari TKP akhirnya korban dihilangkan nyawanya dengan cara memiting leher korban. Kemudian tersangka D membekap korban dengan jaket sampai si korban mati lemas,” papar Siswo.
Pelaku lain yang sebelumnya berpura-pura berminat mendatangi tempat pembuatan uang palsu ikut beraksi dengan memanfaatkan tali yang sebelumnya dipakai untuk “mengikat” tangannya.
“Untuk lebih memastikan lagi bahwa korban mati, kemudian AK memerintahkan kepada tersangka RH untuk menjerat leher korban dengan tiga ritpet yang tadi digunakan seolah-olah dia terikat tapi digunakan untuk menjerat leher korban," bebernya.