Kalbar.WahanaNews.co, Pontianak - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, meninjau pabrik pengolahan tandan kelapa sawit menjadi briket yang terletak di Kecamatan Semuntai, Kabupaten Sanggau.
"Pabrik ini mengolah limbah tandan kosong kelapa sawit menjadi briket, sebuah bahan bakar padat bernilai kalori tinggi yang dapat menjadi sumber energi alternatif yang ramah lingkungan," kata Harisson di Sanggau, Jumat (15/11/2024).
Baca Juga:
Pengembangan Transmisi Listrik Jadi Kunci Pacu Transisi Energi dan Pertumbuhan Industri
Briket yang dihasilkan dari tandan kosong kelapa sawit ini diolah menggunakan mesin khusus, sehingga limbah yang sebelumnya hanya dianggap sampah kini dapat dimanfaatkan menjadi energi terbarukan. Salah satu keunggulan briket adalah mampu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil seperti minyak, gas, dan batu bara, yang jumlahnya terbatas dan tidak terbarukan.
Harisson menjelaskan bahwa briket yang diproduksi oleh pabrik ini memiliki nilai kalori yang lebih tinggi dibandingkan dengan batu bara.
"Satu kilogram pelet dari tandan kosong kelapa sawit ini menghasilkan 4300 kalori, sementara batu bara hanya sekitar 3950 kalori per kilogram. Ini menunjukkan bahwa briket dari tandan kosong jauh lebih efisien sebagai sumber energi," tuturnya.
Baca Juga:
PLN Beberkan Ambisi Menuju Net Zero Emissions 2060
Briket tersebut kemudian dijual kepada PLN dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp1.100 hingga Rp1.900 per kilogram, tergantung jaraknya dari PLN. Keberhasilan ini patut diapresiasi karena mengubah limbah tandan kosong yang biasanya terbuang menjadi sebuah produk energi yang berguna.
Harisson juga mengajak pihak lain, termasuk Perusda, untuk meniru model pengolahan briket ini.
"Ini lebih ramah lingkungan karena jika kita terus mengandalkan batu bara, sumber energi fosil kita bisa habis. Oleh karena itu, pengolahan briket dari tandan kosong kelapa sawit ini adalah langkah yang sangat baik untuk menciptakan energi terbarukan yang lebih berkelanjutan," kata Harisson.