1. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
Kinerja perusahaan BUMN ini sudah lama memburuk dan menjadi sorotan publik.
Kementrian BUMN sudah mencatat, sampai akhir September 2021, utang maskapai pelat merah tersebut telah mencapai angka 9,8 miliar dollar AS atau setara Rp 138,87 triliun.
Menteri Erick mengatakan bahwa kerugian Garuda Indonesia karena bisnis model yang salah arus.
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
Yang mana itu terus berlanjut selama berpuluh-puluh tahun sampai puncaknya di masa pandemi Covid-19.
Erick juga menjelaskan bahwa Garuda selama ini terlalu dimanjakan karena mempunyai domestik market yang begitu kuat.
Kondisi ini lalu dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab di tubuh Garuda dengan pemikiran terbang dan membuka rute ke luar negeri.