"Harusnya di ketinggian supada ada pembasahan. Pembasahan itu lebih penting. Nggak ada api pun harus dibasahkan lahan gambut itu. Karena ada lahan gambut yang tebalnya sampai 13-14 meter dan itu perlu air banyak kalau terjadi kebakaran," katanya.
"Sumber air ketika terjadi terjadi kebakaran itu jauh, akhirnya harus menggunakan sumur pompa, sumur bor. Kadang sumur bor asal pasang saja," tegasnya.
Baca Juga:
Kalbar Ajak Masyarakat Tanam Pohon Bernilai Ekonomis
Sementara itu Direktur Eksekutif Teraju Indonesia, Agus Sutomo mengapresiasi pekerjaan Pemprov Kalbar yang terus melakukan sosialisasi dampak dari kebakaran hutan dan lahan bagi kesehatan dan konferensi lahan berlebih lebihan di lahan gambut.
"Artinya kesadaran yang luar biasa ini timbul dari masyarakat kita, Berladang atau bertani tanpa membakar sudah mulai pelan-pelan mereka pamahi dampak dan impek nya," katanya.
Tambah lagi masyarakat kita sadar bahwa konferensi hutan yang berlebih-lebihan hari ini untuk sektor perkebunan sawit dan pertambangan yang sangat bar bar.
Baca Juga:
Pemprov Harapkan HAPPI Mengoptimalkan Potensi Kawasan Pesisir Kalbar
Sehingga membuat masyarakat kita mengerti bahwa jika kita membakar lagi maka akan berdampak kepada kesehatan mereka dan sekitar.
Kemudian karena memang curah hujan cukup tinggi, jadi kebakaran yang terjadi bisa padam dan lahan menjadi basah.
Selanjutnya, perlu dilakukan penghijauan kembali terhadap lahan gambut.