Berdasarkan laporan Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), biaya pembangunan pembangkit energi terbarukan pada 2020 mengalami penurunan signifikan secara global selama 10 tahun terakhir.
Bahkan biaya operasi pembangkit energi terbarukan terutama pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), termasuk biaya integrasi dapat bersaing dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) eksisting skala 800 megawatt.
Baca Juga:
Diskon 50 Persen Tarif Listrik Tidak Diperpanjang, Ini Informasi Lengkapnya
Direktur Jenderal Energi Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan harga pembangkit intermittent telah turun hampir 80 persen dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dari 5.000 dolar AS per kWh menjadi 1.000 dolar AS per kWh.
Melalui program transisi energi tersebut, Indonesia punya kepedulian tinggi terhadap upaya menyelamatkan iklim dunia dari dampak pemanasan global yang telah mengubah banyak hal di planet bumi.[ss]